Jumat, 25 Mei 2012

Filosofi,Makna dan Arti Lambang Burung Garuda


                         Filosofi,Makna dan Arti Lambang Burung Garuda

Garuda Pancasila merupakan lambang negara   Indonesia.   Lambang ini  dirancang  oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh  Presiden  Soekarno. Garuda merupakan burung dalam mitologi Hindu, sedangkan Pancasila  merupakan dasar filosofi negara Indonesia.

Garuda Pancasila terdiri atas tiga komponen utama, yakni  Burung   Garuda,  perisai,  dan pita putih.

Burung Garuda



Burung Garuda  merupakan  burung mistis  yang  berasal  
dari  Mitologi  Hindu  yang berasal dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke-6. Burung  Garuda itu sendiri melambangkan  kekuatan, sementara  warna  emas  pada  burung  garuda   itu melambangkan kemegahan atau kejayaan. Warna merah-putih  melambangkan warna bendera nasional Indonesia.  Merah berarti berani dan putih berarti suci. Garis hitam tebal  yang  melintang   di  dalam   perisai   melambangkan  wilayah  Indonesia  yang dilintasi Garis Khatulistiwa.

Pada burung garuda itu, jumlah bulu pada setiap sayap berjumlah 17, kemudian bulu ekor berjumlah 8, bulu pada pangkal ekor atau di bawah perisai 19,  dan bulu  leher  berjumlah 45.  Jumlah- jumlah  bulu  tersebut   jika   digabungkan   menjadi  17-8-1945,  merupakan tanggal di mana kemerdekaan Indonesia diproklamasikan.


Simbol-Simbol
Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam  Pancasila, yaitu:
1
. Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila ke-1]
2
. Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab [sila ke-2]
3.
Pohon Beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ke-3]
4.
Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat   Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan [sila ke-4]
5
. Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia [sila ke-5]


Perisai
Perisai  yang  dikalungkan  melambangkan  pertahanan  Indonesia.  Pada  perisai  itu mengandung lima buah simbol yang masing-masing simbol melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila.

Pada bagian tengah terdapat  symbol  bintang  bersudut  lima  yang  melambangkan   sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang  bintang  dimaksudkan  sebagai
sebuah cahaya, seperti layaknya Tuhan yang menjadi  cahaya  kerohanian  bagi  setiap manusia. Sedangkan latar berwarna  hitam  melambangkan  warna  alam  atau  warna asli, yang menunjukkan bahwa Tuhan bukanlah sekedar rekaan  manusia,  tetapi  sumber  dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.

Di  bagian  kanan  bawah  terdapat  rantai  yang  melambangkan   sila   kedua   Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri  atas  mata  rantai  berbentuk segi empat dan  lingkaran  yang  saling  berkait  membentuk  lingkaran.  Mata rantai  segi empat melambangkan  laki-laki, sedangkan yang   lingkaran  melambangkan  perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa  setiap manusia,  laki-laki  dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.

Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon  beringin  yang  melambangkan  sila  ketiga, Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti halnya semua rakyat Indonesia bisa "berteduh" di bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki  sulur  dan  akar  yang  menjalar  ke  mana-mana, namun tetap  berasal dar  satu pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu  di  bawah  nama Indonesia.

Kemudian,  di   sebelah  kiri  atas terdapat  gambar kepala  banteng  yang  melambangkan  sila keempat,    Kerakyatan   yang    Dipimpin   oleh    Hikmat      Kebijaksanaan     dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Lambang banteng  digunakan  karena  banteng merupakan hewan   sosial  yang suka berkumpul, seperti  halnya  musyawarah di mana  orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.

Dan di sebelah kiri bawah terdapat padi dan kapas   yang   melambangkan   sila   kelima, Keadilan  Sosial   Bagi   Seluruh  Rakyat Indonesia. Padi  dan  kapas  digunakan  karena merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni  pangan dan  sandang  sebagai  syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila  kelima  ini.

Pada perisai itu terdapat garis hitam tebal yang melintang garis  khatulistiwa  yang   melintang   melewati   wilayah   Indonesia.

Warna merah dan putih yang menjadi  latar  pada perisai itu merupakan  warna   nasional Indonesia, yang juga merupakan warna  pada  bendera  negara  Indonesia.  Warna  merah melambangkan keberanian, sedangkan putih melambangkan kesucian.

Pita dan Semboyan Negara
Pada  bagian  bawah  Garuda  Pancasila,  terdapat  pita  putih  yang   dicengkeram,   yang bertuliskan  "BHINNEKA  TUNGGAL  IKA"   yang   ditulis  dengan  huruf  latin,   yang merupakan   semboyan     negara     Indonesia.     Perkataan     bhinneka      tunggal      ika            merupakan  kata dalam Bahasa Jawa Kuno yang berarti  "berbeda-beda  tetapi  tetap  satu jua". Perkataan itu  diambil  dari  Kakimpoi  Sutasoma  karangan  Mpu Tantular,  seorang pujangga  dari  Kerajaan  Majapahit  pada  abad ke-14.   Perkataan   itu   menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai  pulau,  ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar