Jumat, 25 Mei 2012

TUGAS TAFSIRAN ROBY



.      Pendahuluan

a.      Nats : Keluaran 6 : 1 - 6

Ayat 1 , Sslanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa : “Akulah Tuhan.
Ayat 2 ,Aku telah menampakan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Maha kuasa, Tetapi dengan nama-Ku Tuhan, Aku belum menyatakan diri.
Ayat 3 , Bukan saja Aku mengandalkan perjanjian-Ku dengan mereka memberikan tinggal sebagai orang asing,
Ayat 4 , Tetapi Aku  sudah mendengar juga orang – orang Israel yang telah diperbudak bangsa mesir, dan Aku ingat kepada perjanjian-Ku.
Ayat 5 ,  sebab itu katakanlah kepada orang Israel: Akulah Tuhan , Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dengan menebus kamu dengan tangan teracung dan dengan Hukuman – hukuman berat.
Ayat  6 , Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan mejadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, Akulah, Tuhan, Allahmu, yang membebaskan kamu darikerja paksa orang Mesir
b.      Penulis dan Waktu Nats
Penulis kitab Keluaran adalah Musa, dan penulis nats Kel 6 :1-6 adalah Musa sendiri. Waktu penulisan kitan Keluaran ini adalah 1445-1405 SM, dan waktu penulisan keluaran 1:15 adalah pada pertengahan abad ke 13 kurang lebih 1250 SM.
c.       Tujuan/Maksud
Tujuan pasal 6:1-6 adalah menyatakan bahwa pengutusan Musa ke Mesir untuk membebaskan orang Israel. Dimana Tuhan selalu menyertai umat-Nya ini yang telah dijadikan-Nya sebagai umat pilihan-Nya sendiri.

2.      Konteks Penulisan, Nats dan Pembagian Nats
a.       Konteks Penulisan (Latar belakang)
·         Politis
Pada zaman pemerintahan raja Firaun di Mesir, orang Israel diperbudak dan ditindas. Musa sebangai nabi pilihan Allah, diutus ke Mesir untuk membebaskan bangsa Israel tersebut.
·         Agama/Kepercanyaan
Musa dan bangsa hanya percanya kepada Allah yang hidup yaitu Yahwe yang menjadikan bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah, sedangkan orang mesir hanya percanya kepada dewa-dewa.
b.      Konteks Nats
·         Konteks Sebelumnya
Dengan memeperhatikan pasal 6:1-6 berada dalam perikop oleh LAI yang mengungkap tentang pengutusan Musa dan menpunyai hubungan dengan Kel 5 :1-24.
·         Konteks Sesudah
Sebagaimana telah diungkapkan pada konteks sebelimnya, dimana ayat 1-6 yang mengungkapkan tentang pengutusan Musa yang mulai dari ayat 1-12. Dimana dalam ayat 7 menyatakan perjanjian tuhan dengan Musa, dan pada ayat 8-12 menyatakan perintah Tuhan kepada Musa dan Harun, untuk membawa orang Israel keluar dari Mesir. Oleh sebab itu Kel 6:1-6 berhubungan langsung dengan ayat 7-12.
c.       Pembagian Nats
Ø  Perintah Allah kepada Musa ( ayat 1-5)
Ø  Janji Allah kepada Musa (ayat 6)
3.      Tafsiran
1.      Perintah Allah kepada Musa (ayat 1-5)
Ayat 1, “selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa “Akulah TUHAN”. Dalam ayat ini ada kata “berfirmanlah” (Ibr. Davar) yang merupakan suatu “pernyataan” dan “pengilhaman”. Dan ungkapan “berfirmanlah” dalam PL untuk menunjukkan kuasa Allah yang agung dan tertinggi.
Sedangkan kata “Allah” (Ibr.Elohim) nama jenis atau berati Allah. Elohim terkang dipakai pada allah paslu atau berhala. Kata “Musa” (Ibr.Musye), Musa terkenal sebagai utusan Allah dan pemimpin Israel yang tidak ada bandingannya. Musa adalah seorang nabi pilihan Tuhan, yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir dan seterusnya sampai perbatasan tanah Kanaan. Dikatakan “Akulah TUHAN” (Ibr. Anyi Yahwe) nama yang paling baik dari Allah Israel, nama sebagai menepati perjanjian, khususnya yang berpusant pada penebusan (bd.ayat Kel 6:5). “Aku adalah Aku” yang mempunyai makna bahwa Tuhan yang berjanji membebasakan mereka adalah Tuhan yang sudah menyatakan Diri-Nya kepada nenek moyang mereka. “Akulah TUHAN” adalah jaminan kepastian penggenapan janji Allah kepada umat-Nya.
Ayat 2, “Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai Allah yang Maha kuasa”. Kata ‘ Aku telah menampakan diri” ( Ibr.niphal, wa era ) disini mengungkapkan  bahwa naska ibrani berkali-kali berbicara tentang Allah yang membuat diri-Nya tampak dan sungguh-sungguh kelihatan ( naskah aslinya : “ Allah menampakkanya “, sedangkan terjemahan LAI : “Allah akan menyediakan anak domba” dan LAI mengikuti sejumlah terjemahan Gerejawi kuno). Jadi ini tentang suatu pengalaman riil yang terasa oleh panca indera, bukan suatu” pengalaman rohani” saja. Adakala dikatakan bahwa Allah “ menampakan diri” lalu berfirman kepada para bapa leluhur, tetapi dengan cara bagaimana ia tampak tidak dijelaskan sama sekali. 1Boleh jadi Allah menampakkan diri pada malam hari sehingga kelihatan kepada manusia yang sedang tidur dan bermimpi. Lain kalli Allah dikatakan “ menampakkan diri” dengan memakai rupa seorang laki – laki. Para bapa leluhur itu tidak menyadari siapa yang dihadapin-nya, dan barulah menjelang akhir cerita itu menjadi jelas bahwa mereka telah mendapat kunjungan malaikat Tuhan atau malahan dari Tuhan sendiri. Terkadang para bapa leluhur itu tidak melihat apa – namun melihat merasakan kehadiran Allah sebab suara-Nya terdengar  oleh mereka.
Sesudah itu dilanjutkan dengan kata “ Allah yang maha kuasa “ (ibr. El syaddai ),yang mempunyai pengertian sanggup melakukan apa saja yang mau dilakukan-Nya karena kehendak-Nya itu dibatasi oleh wataknya maka Tuhan dapat melakukan segala sesuatu sesuai dengan kesempurnaannya. Ada hal – hal yang tidak dapat dilakukan oleh Allah karena bertentangan dengan wataknya. Allah tidak mungkin menyenangi kejahatan , menyangkal diri-Nya , berdusta untuk berbuat dosa. Selanjutnya Allah tidak bisa melakukan hal – hal yang tidakmasuk akal atau yang bertentangan dengan hakikat dirinya.Kata “Aku belum menyatakan diri” ( Ibr , noda ti ) . ayat 3 : ayat ini diawali dengan “perjanjian “ ( ibr Berit ) yang digunakan utuk lembaga hukum yang melibatkan dua pihak. Allah memilih Abraham untuk mengikat suatu perjajian itu berarti bahwa ia menciptakan suatu nisbah dan persekutuan yang bersifat hukum, yakni suatu perhubungan yang tidak hanya berdasarkan atas pengasihan atau persahabatan yang sewaktu – waktu dapat berubah Allah mengikat perjajian dengan Abraham digunung Sinai, yang merupakan puncak jati diri umat Israel sebagai umat Tuhan, yang isi perjajian itu tentang tanah keturunan. Ayat 4 :  Kata “mendengar” ( Ibr. Hisymia) dan “orang Mesir” ( ibr. Metsri) yang mengungkapkan jeritan orang Israel ditanah Mesir .ayat 5 : kata “ Akulah TUHAN “ ( Ibr. Anyi Yahwe) Aku akan membebaskan ( ibr. Ya sya), Tuhan sendiri yang membebaskan umat-Nya umat Israel diikut sertakan dalam perbuatanya, digerakkan sehingga dengan suka rela berbuat menurut perintahnya,yakni menaruh percaya kepada-Nya, bersiap – siap untuk berangkat, mempersembahkan seekor domba dari miliknya sendiri. Kata “Hukuman” ( ibr. Musar ) mempunyai arti kesakitan dan kerugian yang secara langsung dijatuhi oleh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar