.
Pendahuluan
a.
Nats :
Keluaran 6 : 1 - 6
Ayat 1 , Sslanjutnya
berfirmanlah Allah kepada Musa : “Akulah Tuhan.
Ayat 2 ,Aku telah
menampakan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Maha kuasa,
Tetapi dengan nama-Ku Tuhan, Aku belum menyatakan diri.
Ayat 3 , Bukan saja Aku
mengandalkan perjanjian-Ku dengan mereka memberikan tinggal sebagai orang
asing,
Ayat 4 , Tetapi Aku sudah mendengar juga orang – orang Israel
yang telah diperbudak bangsa mesir, dan Aku ingat kepada perjanjian-Ku.
Ayat 5 , sebab itu katakanlah
kepada orang Israel: Akulah Tuhan , Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa
orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dengan menebus kamu dengan
tangan teracung dan dengan Hukuman – hukuman berat.
Ayat 6 , Aku
akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan mejadi Allahmu, supaya kamu
mengetahui, Akulah, Tuhan, Allahmu, yang membebaskan kamu darikerja paksa orang
Mesir
b. Penulis
dan Waktu Nats
Penulis
kitab Keluaran adalah Musa, dan penulis nats Kel 6 :1-6 adalah Musa sendiri.
Waktu penulisan kitan Keluaran ini adalah 1445-1405 SM, dan waktu penulisan
keluaran 1:15 adalah pada pertengahan abad ke 13 kurang lebih 1250 SM.
c. Tujuan/Maksud
Tujuan
pasal 6:1-6 adalah menyatakan bahwa pengutusan Musa ke Mesir untuk membebaskan
orang Israel. Dimana Tuhan selalu menyertai umat-Nya ini yang telah
dijadikan-Nya sebagai umat pilihan-Nya sendiri.
2. Konteks
Penulisan, Nats dan Pembagian Nats
a. Konteks
Penulisan (Latar belakang)
·
Politis
Pada zaman pemerintahan raja Firaun
di Mesir, orang Israel diperbudak dan ditindas. Musa sebangai nabi pilihan
Allah, diutus ke Mesir untuk membebaskan bangsa Israel tersebut.
·
Agama/Kepercanyaan
Musa dan bangsa hanya percanya
kepada Allah yang hidup yaitu Yahwe yang menjadikan bangsa Israel sebagai umat pilihan
Allah, sedangkan orang mesir hanya percanya kepada dewa-dewa.
b. Konteks
Nats
·
Konteks Sebelumnya
Dengan memeperhatikan pasal 6:1-6
berada dalam perikop oleh LAI yang mengungkap tentang pengutusan Musa dan
menpunyai hubungan dengan Kel 5 :1-24.
·
Konteks Sesudah
Sebagaimana telah diungkapkan pada
konteks sebelimnya, dimana ayat 1-6 yang mengungkapkan tentang pengutusan Musa
yang mulai dari ayat 1-12. Dimana dalam ayat 7 menyatakan perjanjian tuhan
dengan Musa, dan pada ayat 8-12 menyatakan perintah Tuhan kepada Musa dan
Harun, untuk membawa orang Israel keluar dari Mesir. Oleh sebab itu Kel 6:1-6
berhubungan langsung dengan ayat 7-12.
c. Pembagian
Nats
Ø Perintah
Allah kepada Musa ( ayat 1-5)
Ø Janji
Allah kepada Musa (ayat 6)
3. Tafsiran
1. Perintah
Allah kepada Musa (ayat 1-5)
Ayat 1, “selanjutnya berfirmanlah
Allah kepada Musa “Akulah TUHAN”. Dalam ayat ini ada kata “berfirmanlah” (Ibr.
Davar) yang merupakan suatu “pernyataan” dan “pengilhaman”. Dan ungkapan
“berfirmanlah” dalam PL untuk menunjukkan kuasa Allah yang agung dan tertinggi.
Sedangkan kata “Allah” (Ibr.Elohim)
nama jenis atau berati Allah. Elohim terkang dipakai pada allah paslu atau
berhala. Kata “Musa” (Ibr.Musye), Musa terkenal sebagai utusan Allah dan
pemimpin Israel yang tidak ada bandingannya. Musa adalah seorang nabi pilihan
Tuhan, yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir dan seterusnya sampai
perbatasan tanah Kanaan. Dikatakan “Akulah TUHAN” (Ibr. Anyi Yahwe) nama yang
paling baik dari Allah Israel, nama sebagai menepati perjanjian, khususnya yang
berpusant pada penebusan (bd.ayat Kel 6:5). “Aku adalah Aku” yang mempunyai
makna bahwa Tuhan yang berjanji membebasakan mereka adalah Tuhan yang sudah
menyatakan Diri-Nya kepada nenek moyang mereka. “Akulah TUHAN” adalah jaminan
kepastian penggenapan janji Allah kepada umat-Nya.
Ayat 2, “Aku telah menampakkan diri
kepada Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai Allah yang Maha kuasa”. Kata ‘ Aku
telah menampakan diri” ( Ibr.niphal, wa era ) disini mengungkapkan bahwa naska ibrani berkali-kali berbicara
tentang Allah yang membuat diri-Nya tampak dan sungguh-sungguh kelihatan (
naskah aslinya : “ Allah menampakkanya “, sedangkan terjemahan LAI : “Allah
akan menyediakan anak domba” dan LAI mengikuti sejumlah terjemahan Gerejawi
kuno). Jadi ini tentang suatu pengalaman riil yang terasa oleh panca indera,
bukan suatu” pengalaman rohani” saja. Adakala dikatakan bahwa Allah “
menampakan diri” lalu berfirman kepada para bapa leluhur, tetapi dengan cara
bagaimana ia tampak tidak dijelaskan sama sekali. 1Boleh jadi Allah
menampakkan diri pada malam hari sehingga kelihatan kepada manusia yang sedang
tidur dan bermimpi. Lain kalli Allah dikatakan “ menampakkan diri” dengan
memakai rupa seorang laki – laki. Para bapa leluhur itu tidak menyadari siapa
yang dihadapin-nya, dan barulah menjelang akhir cerita itu menjadi jelas bahwa
mereka telah mendapat kunjungan malaikat Tuhan atau malahan dari Tuhan sendiri.
Terkadang para bapa leluhur itu tidak melihat apa – namun melihat merasakan
kehadiran Allah sebab suara-Nya terdengar
oleh mereka.
Sesudah itu dilanjutkan dengan kata “
Allah yang maha kuasa “ (ibr. El syaddai ),yang mempunyai pengertian sanggup
melakukan apa saja yang mau dilakukan-Nya karena kehendak-Nya itu dibatasi oleh
wataknya maka Tuhan dapat melakukan segala sesuatu sesuai dengan
kesempurnaannya. Ada hal – hal yang tidak dapat dilakukan oleh Allah karena
bertentangan dengan wataknya. Allah tidak mungkin menyenangi kejahatan ,
menyangkal diri-Nya , berdusta untuk berbuat dosa. Selanjutnya Allah tidak bisa
melakukan hal – hal yang tidakmasuk akal atau yang bertentangan dengan hakikat
dirinya.Kata “Aku belum menyatakan diri” ( Ibr , noda ti ) . ayat 3 :
ayat ini diawali dengan “perjanjian “ ( ibr Berit ) yang digunakan utuk lembaga
hukum yang melibatkan dua pihak. Allah memilih Abraham untuk mengikat suatu
perjajian itu berarti bahwa ia menciptakan suatu nisbah dan persekutuan yang
bersifat hukum, yakni suatu perhubungan yang tidak hanya berdasarkan atas
pengasihan atau persahabatan yang sewaktu – waktu dapat berubah Allah mengikat
perjajian dengan Abraham digunung Sinai, yang merupakan puncak jati diri umat
Israel sebagai umat Tuhan, yang isi perjajian itu tentang tanah keturunan. Ayat
4 : Kata “mendengar” ( Ibr. Hisymia)
dan “orang Mesir” ( ibr. Metsri) yang mengungkapkan jeritan orang Israel
ditanah Mesir .ayat 5 : kata “ Akulah TUHAN “ ( Ibr. Anyi Yahwe) Aku
akan membebaskan ( ibr. Ya sya), Tuhan sendiri yang membebaskan umat-Nya umat
Israel diikut sertakan dalam perbuatanya, digerakkan sehingga dengan suka rela
berbuat menurut perintahnya,yakni menaruh percaya kepada-Nya, bersiap – siap
untuk berangkat, mempersembahkan seekor domba dari miliknya sendiri. Kata
“Hukuman” ( ibr. Musar ) mempunyai arti kesakitan dan kerugian yang
secara langsung dijatuhi oleh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar