TAFSIRAN PL
NAMA ; ROBY SIHOTANG
NPM : 09,052,111,017
TAFSIRAN GRAMATIKAL – HISTORIKAL – KONTEKSTUAL
1.
Pendahuluan
a.
Nats
:kejadian 15 : 1 – 3 ( terjemahan)
Ayat
1 , kemudian datanglah firman Tuhan kepada
Abraham dalam suatu pengelihatan : “Jangan takut, Abraham, Akulah perisaimu;
upahmu akan sangat besar.
Ayat
2 , Abraham
menjawab : “Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku,
karena aku akan meninggal dengan tidak meninggalkan anak,dan yang mewarisi rumahku ialah Eliazer,
orang damsyik itu.
Ayat
3 , Lagi kata Abraham : “Engkau tidak memberikan aku
keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku”
b.
Penulisan
dan Waktu Nats
Dalam membicarakan penulisan banyak
pan dangan pandangan yang menguatkan
tentang penjelasan peenjelasan dari penulisan kitab kejadian. Adapun beberapa
pandangan tentang penulis dan waktu penulisan sebagai berikut:
a. Kitab ditulis oleh Musa sendiri , sekitar 1400
SM, padangan ini diambil dari Yudaisme
dan pandangan Kristen.
b. Pandangan
liberal dan Teolog berpendapat sama
tentang penulis kitab kejadian yang mengatakan
Musalah penulisnya, tetapi terdapat perbedaan tanggapan terhadap waktu penulisannya.
Pandangan ini beranggapan bahwa kitab ini di tulis sekitar tahun 650 SM ketika bangsa
Israel berada di pembuangan di Babel.
c. Pandangan
lain ada mengatakan bahwa bukanlah Musa penulisnya karena ia telah mati pada
abad ke 7 SM dan tidak mungkin ia sempat menulis, di saat itu ia harus mengurus
bangsa Israel, juga pada masa itu tidak ada budaya menulis ( hanya dari cerita dari mulut ke mulut )
tetapi pandangan ini tidak terlalu akurat hanya meminta penjelasan.
Tetapi
salah satu dokumen yang menjelaskan sejarah penulisan kitap kejadian ialah salah satu dokumen –
dokumen tua yang paling terkenal mungkin adalah Kodeks Hammurabi, yang berisi
hukum negara/ Bangsa yang ditulis oleh hamurabi sekitar tahun 2000-1700 SM, dan
pada masa inilah Alfbet muncul. Diperkirakan Abjat mulai berkembang seketika dan
tuduhan bahwa kitab kejadian ditulis pada masa pembuangan di Babel ( abad ke 7
SM ) yang menjadikan tuduhan sejarah penulisan menjadi lemah dan harus di
pertanyakan.
Tetapi
sejarah membuktikan bahwa Musa adalah penulis kitab kejadian dan keempat kitab
lainnya ( keluaran, imamat, bilangan, ulangan ) sekitar tahun 1800 SM di mesir.
Denganmana ia menuliskan ‘’pentateukh. Tetapi
menurut pendapat saya dari yang aku baca Kitab kejadian baru ditulis pada abad
ke 7 SM karena setau saya 1450-1410 SM/ tetapi beberapa padangan mengatakan
kitab kejadian ditulis kira – kira pada tahun 1445-1450 SM.
c.
Tujuan
/ Maksud
Tujuan dari pasal 15 : 1 -3 adalah
untuk menyatakan bahwa Alllah telah melakukan perjanjian terhadap Abraham. Dan
menjadikan Abraham menjadi pengikut Allah, melalui tutunan-Nya.
2.
Konteks
penulisan , Nats dan Pembagian Nats
a)
Konteks
Penulisan ( Latar Belakang )
ü Politis : Pada
zaman itu Abraham menjadi pipinan bangsanya,yang menutunbangsanya sendiri. Pada
masa itu Abraham melakukan peperangan dengan bangsa Kedorlaomer dan bangsa
sidom. Setelah melakukan peperangan raja melkisedek, raja sale member hadiah
dan berkat kepada Abraham.
ü Agama / Kepercayaan : kepercayaan pada masa itu sangatlah baik dan
taat kepada Allah. Dan Abraham selalu menjaga percayaan bangsanya.
ü Social – Budaya /
Ekonomi : keadaan social bangsa Abraham pada masa
itu masih melakukan pengengembaraan ketanah perjanjian ( kanaan ), dan masih
hidup berpindah – pindah.
b)
Konteks Nats :
ü Konteks
nats ini dianggap berdiri sendiri , dalam karangan ini, berita ini barangli
panggilan asli dan pertama kepada Abraham. Kalau begitu panggilan Allah begitu
baru. Karena dapat kita lihat dalam ayat ini bahwa konteksnya menceritakan
tentang janji anuhgera saja (keturunan).
3.
Pembagian
Nats
v Nubuat ( ayat 1- 3 )
v Keraguan ( ayat 2- 3 )
4.
Tafsiaran:
Ayat
1-3
. Kemudian
datanglah firman Tuhan kepada Abraham dalam suatu pengelihatan : “Jangan takut,
Abraham, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar. Kemudian datanglah
firman Tuhan kepada Abraham adalah pernyataan kemauan-Nya dalam rencana-Nya
tentang Abraham. Suatu keputusan yang Agung
dan resmi yang di sampaikan kepada Abraham. Dalam ayat ini kita melihat
perkataan “dalam suatu pengelihatan” menurut
tafsiran ini Abraham tidak di singkirkan , melainkan ia melihat dengan mata
kepala sendiri, melihat segala semesta alam yaitu cakrawala ditaburi dengan
bintang , tapi pemandangan ini bukanlah pemandangan secara ilmiah, melainkan
cakrawala yang ditaburi bintang itu menjadi ( dijadikan ) pada suatu
“pengelihatan” buat Abraham suatu “ibarat” dan “kiasan” yang ditafsirkan oleh
Firman yang menyertai ; “Jangan takut,
Abraham, Akulah perisaimu : Jangan takuk adalah permulaan dari rumusan dari
permulaan iman yang menyampaikan keselamatan Dalam ayat ini kita milihat kita mellihat
penjelasan bahwa setelah berperang melawan raja-raja itu, Abraham merasa susah
dan takut. Oleh karena itu Allah menyakinkan Abraham di dalam pengelihatan bahwa Ia adalah perisai dan upah Abraham. Abraham menanggapi
kata kata yang menguatkan ini dengan mengingat bahwa ia tidak mempunyai anak
dan itu tidak ada ahli warisnya ( ayat 2-3 ), Ayat 2 , Abraham menjawab : “Ya
Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan
meninggal dengan tidak meninggalkan
anak,dan yang mewarisi rumahku ialah Eliazer, orang damsyik itu. Nama
“Eliazer” sudah diterangkan mempunyai arti yaitu Allah adalah penolong (sumber : kamus Agama Ekskopedia ). Dimana
dikatakan bahwa Eliazer adalah orang Damasik dalam bahasa ibrani ayat 2b sangat
dimengerti barangkali ayat itu tidaka
dalam keadaan asli. Walapun Josphus, penulis sejarah yahudi berpendapat bahwa
orang Islam berpandangan DMCG ( damasd) sebagai nama pribadi dari
pembangun kota ( damasik ) namun kata ini barangkali ditambah karena ALLITERASI ( kesembunyian ) ddengan kata
“Ben – mes” yang istilah sebelumnya dapat di artikan, tetapi seorang penafsir
dengan dengan mengubah satu kata dan bisa menjadi mempunyai arti lain dari kata
Ben – mes menjadi Ben – mosyel menjadi dapat diartikan
menjadi Anak dari juru rumah tangga ( juru kunci).
Ayat 3 , Lagi kata Abraham : “Engkau
tidak memberikan aku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli
warisku”. Ayat ini menjelaskan keraguan – keraguan
dan kecurigaan Abraham, upah satu – satu-nya yang dapat memuaskan hatinya
adalah keturunan. Itulah upah yang tidak dapat diberikan diberikan Allah ( apa
yang Engkau berikan kepadaku?) masa berananak telah lampau dan lewat, kepadaku
tidak Engkau berikan keturunan.
sehingga ia menganjurkan untuk
mengadopsi salah seorang hambahnya menjadi ahli waris. Allah menolak usul itu,
serta berjanji bahwa Abraham akan memperoleh anak laki - laki dari istrinya
sarai yang mandul ( kej 11 : 10 ) dan memiliki keturunan yangsangat banyak.hal
yangluar biasa dan kebesaran Abraham ialah bahwa dia percaya kepada Allah. Iman
ini yang diperhitungkan kepada Allah sebagai kebenaran.
SKOPUS
Nats ini menceritakan kasih setia
Allah kepada Abraham, dengan anuhgera yang dia berikan kepada-nya melalui
janjinya dengan mengatakan Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar.
Dengan perkataan ini Allah menunjukkan kasih setia-Nya kepada umatnya.
APLIKASI
Tuhan adalah sumber kasih sayang Ia menyayangi umat-Nya dengan anuhgera yang
sangat besar, kepada manusia dengan memberikan
apa yang di inginkan umatnya dan mengarahkan kejalan yang benar, sebagai
umat yang percaya kepada Allah, kita haruslah yakin kepada-Nya karena tidak ada
yang mustahil bagi Dia. Seperti kasih setianya kepada Abraham, Allah
memperhatikan Abraham disaat Abraham takut dan resah menghadapi bengsa – bangsa yang melawannya, dengan
member kemenangan dan juga di saat
Abraham mengeluh tentang keturunannya Allah memahami perasaan Abraham sekalian Ia menujukan kebesaran – Nya dengan
memberi keturunan dari orang yang mandul yaitu sarah istri Abraham supaya kuat
hati Abrahan dan selalu percaya kercaya kepada-Nya.
KEPUSTAKAAN
Dr .J. Belommendal. Pengantar Perjanhian
Lama .PT. BPK Gunung Mulia
H.R Jones > BA.MA. Tafsiran Alkitab
Kejadian – Ester
Anne De Veries Ceg . Cerita Perjanjian
Lama . Gunung Mulia, 1999
H. Rothlisberger., Hermeneutika Sasatra Alkitab
Josphus, penulis sejarah Yahudi
Ali,M.B-T.deli., kamus bahasa Indonesia,
Jakarta, Gramedia, 1998
manis
BalasHapus